MAKALAH
“KOMUNIKASI YANG EFEKTIF”
![]() |
Oleh :
GALIH SETIAWAN
NIM A0B009008
KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
ILMU TANAH
FAKULTAS PERTANIAN
PURWOKERTO
2011
I.
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Komunikasi
merupakan aktifitas manusia yang sangat penting. Bukan hanya dalam kehidupan
organisasi, namun dalam kehidupan manusia secara umum. Komunikasi merupakan hal
yang esensial dalam kehidupan kita. Kita semua berinteraksi dengan sesama
dengan cara melakukan komunikasi. Komunikasi dapat dilakukan dengan cara yang
sederhana sampai yang kompleks, dan teknologi kini telah merubah cara manusia
berkomunikasi secara drastis.
Komunikasi
tidak terbatas pada kata-kata yang terucap belaka, melainkan bentuk dari apa
saja interaksi, senyuman, anggukan kepala yang membenarkan hati, sikap badan,
ungkapan minat, sikap dan perasaan yang sama. Diterimanya pengertian yang sama
adalah merupakan kunci dalam komunikasi. Tanpa penerimaan sesuatu dengan
pengertian yang sama, maka yang terjadi adalah “dialog antara orang satu”.
Organisasi
atau Organization bersumber dari kata
kerja bahasa latin Organizare “to
form as or into a whole consisting of interdependent or coordinated parts
(membentuk sebagai atau menjadi keseluruhan dari bagian-bagian yang saling
bergantung atau terkoordinasi). Organisasi adalah sarana dimana manajemen
mengkoordinasikan sumber bahan dan sumber daya manusia melalui pola struktur
formal dari tugas-tugas dan wewenang.
Tujuan
organisasi tidak akan tercapai apabila tanpa manajemen dan komunikasi.
Manajemen tidak akan mungkin ada tanpa organisasi. Manajemen ada, jika ada
tujuan yang akan dicapai dan diselesaikan. Korelasi antara ilmu komunikasi
dengan organisasi terletak pada peninjauannya yang terfokus pada
manusia-manusia yng terlibat dalam mencapai tujuan organisasi.
Tujuan
organisasi juga tidak terlepas dari peran pemimpin. Pemimpin yang baik adalah
pemimpin yang mampu menguasai komunikasi dengan baik pula. Dengan penguasaan
komunikasi yang baik seorang pemimpin memiliki nilai tambah, baik dalam
kehidupannya secara umum, maupun dalam mengkontribusikan dirinya di tempat
kerja, sehingga lebih produktif.
Komunikasi
juga dikatakan sebagai inti dari kepemimpinan. Kepemimpinan yang efektif dapat
dicapai melalui proses komunikasi yang dilakukan oleh pemimpin kepada
anggotanya. Visi pemimpin bisa saja bagus, namun tanpa komunikasi yang efektif,
maka visi tersebut tidak akan pernah bisa terwujud. Dalam mengkomunikasikan
visi, maka pemimpin harus bisa menyampaikan suatu gambaran di masa depan yang
mendorong antusiasme serta komitmen orang lain.
B. Pokok Permasalahan
Untuk
memudahkan proses penjabaran dan penjelasan, makalah ini memiliki beberapa
rumusan masalah, yaitu :
1. Apa
pengertian dari komunikasi?
2. Bagaimana
proses komunikasi?
3. Apa
saja yang menjadi hambatan komunikasi?
4. Apa
saja jenis-jenis komunikasi?
5. Mengapa
komunikasi menjadi inti kepemimpinan?
C. Tujuan
Tujuan penulisan makalah ilmiah ini
adalah untuk mengetahui pengertian dari komunikasi dalam organisasi, proses komunikasi,
apa saja hambatan komunikasi, bagaimana mengatasi hambatan komunikasi, apa saja
jenis-jenis komunikasi, dan mengapa komunikasi menjadi inti kepemimpinan. Di
samping itu, makalah ini ditulis sebagai tugas kelompok pada mata kuliah Kepemimpinan
yang diberikan oleh pengajar.
II.
LANDASAN TEORI
A. Pengertian Komunikasi
Istilah komunikasi berasal dari kata
Latin Communicare atau Communis yang berartisamaataumenjadikan milik bersama.
Kalau kita berkomunikasi dengan orang lain, berartikita berusaha agarapa yang
disampaikan kepada orang lain tersebut menjadi miliknya.
Beberapa
definisi komunikasi adalah:
- Komunikasi adalah kegiatan pengoperan lambang yang mengandung arti/makna yang perlu dipahami bersama oleh pihak yang terlibat dalam kegiatan komunikasi(Astrid).
- Komunikasi adalah kegiatan perilaku atau kegiatan penyampaian pesan atau informasi tentang pikiran atau perasaan (Roben.J.G).
- Komunikasi adalah sebagai pemindahan informasi dan pengertian dari satu orang ke orang lain (Davis, 1981).
- Komunikasi adalah berusaha untuk mengadakan persamaan dengan orang lain (Schram,W)
- Komunikasi adalah penyampaian dan memahami pesan dari satu orang kepada orang lain, komunikasi merupakan proses sosial (Modul PRT, Lembaga Administrasi).
Komunikasi
(communicare, latin) artinya berbicara atau menyampaikan pesan, informasi,
pikiran, perasaan yang dilakukan seseorang kepada yang lain dengan mengharapkan
jawaban, tanggapan, dari orang lain (Hohenberg : 1978). Komunikasi bermula dari
sebuah gagasan yang ada pada diri seseorang yang diolah menjadi sebuah pesan
dan disampaikan atau dikirimkan kepada orang lain dengan menggunakan media
tertentu. Dari pesan yang disampaikan tersebut kemudian terdapat timbale balik
berupa tanggapan atau jawaban dari orang yang menerima pesan tersebut. Dari
proses terjadinya komunikasi itu, secara teknis pelaksanaan, komunikasi dapat
dirumuskan sebagai kegiatan dimana seseorang menyampaikan pesan melalui media
tertentu kepada orang lain dan sesudah menerima pesan serta memahami sejauh kemampuannya,
penerima pesan menyampaikan tanggapan melalui media tertentu pula kepada orang
yang menyampaikan pesan itu kepadanya (Agus M. Hardjana :Komunikasi
intrapersonal dan interpersonal, 2003).
Komunikasi organisasi adalah
pengiriman dan penerimaan berbagai pesan organisasi di dalam kelompok formal
maupun informal dari suatu organisasi (Wiryanto, 2005). Komunikasi formal
adalah komunikasi yang disetujui oleh organisasi itu sendiri dan sifatnya
berorientasi kepentingan organisasi. Isinya berupa cara kerja di dalam
organisasi, produktivitas, dan berbagai pekerjaan yang harus dilakukan dalam
organisasi. Misalnya: memo, kebijakan, pernyataan, jumpa pers, dan surat-surat
resmi. Adapun komunikasi informal adalah komunikasi yang disetujui secara
sosial. Orientasinya bukan pada organisasi, tetapi lebih kepada anggotanya
secara individual.
B. Proses Komunikasi
Proses
komunikasi adalah bagaimana sang komunikator menyampaikan pesan kepada
komunikannya, sehingga dapat dapat menciptakan suatu persamaan makna antara
komunikan dengan komunikatornya. Proses Komunikasi ini bertujuan untuk
menciptakan komunikasi yag efektif (sesuai dengan tujuan komunikasi pada
umumnya).
Proses Komunikasi, banyak
melalui perkembangan. Pada penjelasan ini, akan dijelaskan berbagai proses
komunikasi melalui model-model komunikasi itu sendiri :
1. Model Komunikasi Aristoteles
Aristoteles menerangkan
tentang model komunikasi dalam bukunya Rhetorica, bahwa setiap komunikasi akan
berjalan jika terdapat 3 unsur utama :
- Pembicara, yaitu orang yang menyampaikan pesan
- Apa yang akan dibicarakan (menyangkut Pesan nya itu sendiri)
- Penerima, orang yang menerima pesan tersebut.
2. Model Komunikasi David K.Berlo
Dalam
model komunikasi David K.Berlo, diketahui bahwa komunikasi terdiri dari 4
Proses Utama yaitu SMRC (Source, Message, Channel, dan Receiver) lalu ditambah
3 Proses sekunder, yaitu Feedback, Efek, dan Lingkungan.
- Source (Sumber), Sumber adalah seseorang yang memberikan pesan atau dalam komunikasi dapat disebut sebagai komunikator. Walaupun sumber biasanya melibatkan individu, namun dalam hal ini sumberjuga melibatkan banyak individu. Misalnya, dalam organisasi, Partai, atau lembaga tertentu. Sumber juga sering dikatakan sebagai source, sender, atau encoder.
- Message (Pesan), pesan adalah isi dari komunikasi yang memiliki nilai dan disampaikan oleh seseorang (komunikator). Pesan bersifat menghibur, informatif, edukatif, persuasif, dan juga bisa bersifat propaganda. Pesan disampaikan melalui 2 cara, yaitu Verbal dan Nonverbal. Bisa melalui tatap muka atau melalui sebuah media komunikasi. Pesan bisa dikatakan sebagai Message, Content, atau Information
- Channel (Media dan saluran komunikasi), Sebuah saluran komunikasi terdiri atas 3 bagian. Lisan, Tertulis, dan Elektronik. Media disini adalah sebuah alat untuk mengirimkan pesan tersebut. Misal secara personal (komunikasi interpersonal), maka media komunikasi yang digunakan adalah panca indra atau bisa memakai media telepon, telegram, handphone, yang bersifat pribadi. Sedangkan komunikasi yang bersifat massa (komunikasi massa), dapat menggunakan media cetak (koran, suratkabar, majalah, dll) , dan media elektornik(TV, Radio). Untuk Internet, termasuk media yang fleksibel, karena bisa bersifat pribadi dan bisa bersifat massa. Karena, internet mencakup segalanya. Jika anda membuka www.kuliahkomunikasi.com < maka media ini bersifat massal, namun jika anda chattingh melalui yahoo messenger, maka media ini bersifat interpersonal, dan jika anda menuliskan Blog (blogging atau menulis diary), media ini bisa berubah menjadi media yang bersifat Intrapersonal (kepada diri sendiri).
- Receiver (Penerima Pesan), Penerima adalah orang yang mendapatkan pesan dari komunikator melalui media. Penerima adalah elemen yang penting dalam menjalankan sebuah proses komunikasi. Karena, penerima menjadi sasaran dari komunikasi tersebut. Penerima dapat juga disebut sebagai public, khalayak, masyarakat, dll.
Elemen Tambahan :
- Feedback (Umpan Balik), Umpan balik adalah suatu respon yang diberikan oleh penerima. Penerima disini bukan dimaksudkan kepada penerima sasaran (khalayak), namun juga bisa didapatkan dari media itu sendiri. Misal, kita sebagai seorang penulis mengirimkan sebuah artikel kepada suatu media massa. Lalu, bisa saja kita artikel kita ternyata bagus, namun ada beberapa hal yang harus di edit. Sehingga, pihak media mengembalikan artikel kita untuk di edit ulang.
- Efek, sebuah komunikasi dapat menyebabkan efek tertentu. Efek komunikasi adalah sebuah respon pada diri sendiri yang bisa dirasakan ketika kita mengalami perubahan (baik itu negatif atau positif) setelah menerima pesan. Efek ini adalah sebuah pengaruh yang dapat mengubah pengetahuan, perasaan, dan perilaku (Kognitif, afektif, dan konatif)
- Lingkungan, adalah sebuah situasi yang dapat mempengaruhi terjadinya suatu komunikasi. Situasi Lingkungan terjadi karena adanya 4 faktor :
- Lingkungan Fisik(Letak Geografis dan Jarak)
- Lingkungan Sosial Budaya (Adat istiadat, bahasa, budaya, status sosial)
- Lingkungan Psikologis ( Pertimbangan Kejiwaan seseorang ketika menerima pesan)
- Dimensi Waktu (Musim, Pagi, Siang, dan Malam)
3. Model Komunikasi Bovee dan
Thill
Bovee
dan Thill dalam bukunya Bussiness Communication Today, menjelaskan
bahwa proses komunikasi merupakan tahapan dari kegiatan. Terdapat 5 tahapan :
- Pengirim memiliki sebuah Ide/Gagasan. Komunikasi diawali dengan adanya gagasan dari seorang pengirim, yang ingin disampaikan pada penerima pesan tersebut.
- Ide Dirubah Menjadi Pesan. Ide bersifat abstrak dan tidak terstruktur, sehingga tidak dapat dibaca oleh oraglain. Maka dari itu, pengirim harus mengubah idenya tersebut menjadi sebuah pesan agar dapat dimengerti oleh orang lain. Perubahan ide menjadi suatu pesan dinamakan ENCODING.
- Pemindahan Pesan. Setelah sebuah ide diubah menjadi pesan, maka pesan teresebut harus dipidahkan kepada penerima dengan berbagai bentuk komunikasi (Verbal, Nonverbal, Lisan atau Tertulis), dan media komunikasinya (Tatap muka, telepon, surat, laporan, dll)
- Penerima menerima pesan. Penerima pesan menginterpretasikan pesan yang diterima.
- Penerima pesan mengirimkan umpan balik. Umpan balik merupakan sebuah elemen perantai pesan. Sebagai pengirim pesan, kita harus mengevaluasi apa yang sebenarnya dipikirkan oleh penerima pesan. Apakah pesan kita efektif apa tidak. Jika pesan kita ternyata tidak efektif, maka pesan harus diulang.
Proses komunikasi dapat
terjadi apabila ada interaksi antar manusia dan ada penyampaian pesan untuk
mewujudkan motif komunikasi.
Tahapan proses komunikasi adalah sebagai berikut :
- Penginterpretasian.
- Penyandian.
- Pengiriman.
- Perjalanan.
- Penerimaan.
- Penyandian balik.
- Penginterpretasian.
1. Penginterprestasian
Hal
yang diinterpretasikan adalah motif komunikasi, terjadi dalam diri komunikator.
Artinya, proses komunikasi tahap pertama bermula sejak motif komunikasi muncul
hingga akal budi komunikator berhasil menginterpretasikan apa yang ia pikir dan
rasakan ke dalam pesan (masih abstrak). Proses penerjemahan motif komunikasi ke
dalam pesan disebut interpreting.
2. Penyandian
Tahap
ini masih ada dalam komunikator dari pesan yang bersifat abstrak berhasil
diwujudkan oleh akal budi manusia ke dalam lambang komunikasi. Tahap ini
disebut encoding, akal budi manusia berfungsi sebagai encorder,
alat penyandi: merubah pesan abstrak menjadi konkret.
3. Pengiriman
Proses
ini terjadi ketika komunikator melakukan tindakan komunikasi, mengirim lambang
komunikasi dengan peralatan jasmaniah yang disebut transmitter, alat
pengirim pesan.
4. Perjalanan
Tahapan
ini terjadi antara komunikator dan komunikan, sejak pesan dikirim hingga pesan
diterima oleh komunikan.
5. Penerimaan
Tahapan
ini ditandai dengan diterimanya lambang komunikasi melalui peralatan jasmaniah
komunikan.
6. Penyandian Balik
Tahap
ini terjadi pada diri komunikan sejak lambang komunikasi diterima melalui
peralatan yang berfungsi sebagai receiver hingga akal budinya berhasil
menguraikannya (decoding).
7. Penginterpretasian
Tahap
ini terjadi pada komunikan, sejak lambang komunikasi berhasil diurai kan dalam
bentuk pesan.
C.
Jenis-jenis komunikasi
Pada dasarnya komunikasi digunakan untuk menciptakan atau
meningkatkan aktifitas hubungan antara manusia atau kelompok
Jenis komunikasi
terdiri dari:
1.
Komunikasi Verbal mencakup aspek-aspek berupa ;
a. Vocabulary (perbendaharaan kata-kata). Komunikasi tidak akan efektif bila pesan
disampaikan dengan kata-kata yang tidak dimengerti, karena itu olah kata
menjadi penting dalam berkomunikasi.
b. Racing (kecepatan). Komunikasi akan lebih efektif
dan sukses bila kecepatan bicara dapat diatur dengan baik, tidak terlalu
cepat atau terlalu lambat.
c. Intonasi suara: akan mempengaruhi arti pesan secara dramatik sehingga pesan akan menjadi
lain artinya bila diucapkan dengan
intonasi suara yang berbeda. Intonasi suara yang tidak proposional merupakan
hambatan dalam berkomunikasi.
d. Humor:
dapat meningkatkan kehidupan yang bahagia. Dugan (1989), memberikan catatan
bahwa dengan tertawa dapat membantu menghilangkan stress dan nyeri. Tertawa mempunyai hubungan
fisik dan psikis dan harus diingat bahwa humor adalah merupakan satu-satunya selingan dalam berkomunikasi.
e. Singkat dan jelas. Komunikasi akan
efektif bila disampaikan secara singkat dan jelas, langsung pada pokok
permasalahannya sehingga lebih mudah dimengerti.
f. Timing
(waktu yang tepat) adalah hal kritis yang perlu diperhatikan karena
berkomunikasi akan berarti bila seseorang
bersedia untuk berkomunikasi, artinya dapat menyediakan waktu untuk
mendengar atau memperhatikan apa yang disampaikan.
2. Komunikasi Non Verbal
Komunikasi non
verbal adalah penyampaian pesan tanpa kata-kata
dan komunikasi non verbal memberikan arti pada komunikasi verbal.
Yang termasuk
komunikasi non verbal :
a.
Ekspresi wajah
Wajah merupakan sumber yang kaya dengan komunikasi,
karena ekspresi wajah cerminan suasana emosi seseorang.
b. Kontak mata, merupakan sinyal alamiah untuk berkomunikasi. Dengan mengadakan kontak
mata selama berinterakasi atau tanya
jawab berarti orang tersebut terlibat dan menghargai lawan bicaranya dengan
kemauan untuk memperhatikan bukan
sekedar mendengarkan. Melalui kontak mata
juga memberikan kesempatan pada orang lain untuk mengobservasi yang
lainnya
c. Sentuhan adalah bentuk komunikasi
personal mengingat sentuhan lebih
bersifat spontan dari pada komunikasi verbal. Beberapa pesan seperti perhatian yang sungguh-sungguh,
dukungan emosional, kasih sayang atau
simpati dapat dilakukan melalui sentuhan.
d. Postur tubuh dan gaya berjalan. Cara seseorang berjalan, duduk, berdiri dan bergerak
memperlihatkan ekspresi dirinya. Postur tubuh dan gaya berjalan merefleksikan
emosi, konsep diri, dan tingkat kesehatannya.
e. Sound (Suara). Rintihan, menarik nafas panjang, tangisan juga salah satu ungkapan perasaan
dan pikiran seseorang yang dapat
dijadikan komunikasi. Bila dikombinasikan dengan semua bentuk komunikasi non verbal lainnya sampai desis
atau suara dapat menjadi pesan
yang sangat jelas.
f. Gerak isyarat, adalah yang dapat mempertegas pembicaraan . Menggunakan
isyarat sebagai bagian total dari komunikasi
seperti mengetuk-ngetukan kaki atau mengerakkan tangan selama berbicara menunjukkan seseorang dalam
keadaan stress bingung atau sebagai upaya untuk
menghilangkan stress
D. Hambatan Komunikasi
1.
Hambatan Teknis
Keterbatasan fasilitas dan peralatan
komunikasi. Dari sisi teknologi, semakin berkurang dengan adanya temuan baru
dibidang kemajuan teknologi komunikasi dan informasi, sehingga saluran
komunikasi dapat diandalkan dan efesien sebagai media komunikasi.Menurut dalam bukunya, 1976, Cruden dan Sherman Personel Management jenis hambatan teknis
dari komunikasi :
- Tidak adanya rencana atau prosedur kerja
yang jelas
- Kurangnya informasi atau penjelasan
- Kurangnya ketrampilan membaca
- Pemilihan media [saluran] yang kurang tepat.
2.
Hambatan Semantik
Gangguan semantik menjadi hambatan
dalam proses penyampaian pengertian atau
secara secara efektif. Definisi semantik sebagai studi idea atas
pengertian, yang diungkapkan lewat bahasa. Kata-kata membantu proses pertukaran
timbal balik arti dan pengertian (komunikator dan komunikan), tetapi seringkali
proses penafsirannya keliru. Tidak adanya hubungan antara Simbol (kata) dan apa
yang disimbolkan (arti atau penafsiran), dapat mengakibatkan kata yang dipakai
ditafsirkan sangat berbeda dari apa yang dimaksudkan sebenarnya. Untuk
menghindari mis komunikasi semacam ini, seorang komunikator harus memilih
kata-kata yang tepat sesuai dengan karakteristik komunikannya, dan melihat
kemungkinan penafsiran terhadap kata-kata yang dipakainya.
3.
Hambatan Manusiawi
Terjadi karena adanya faktor, emosi
dan prasangka pribadi, persepsi, kecakapan atau ketidakcakapan, kemampuan atau
ketidakmampuan alat-alat pancaindera seseorang, dll.
Menurut Cruden dan Sherman :
- Hambatan yang
berasal dari perbedaan individual manusia.
Perbedaan persepsi,
perbedaan umur, perbedaan keadaan emosi, ketrampilan
mendengarkan, perbedaan
status, pencairan informasi, penyaringan informasi
- Hambatan yang
ditimbulkan oleh iklim psikologis dalam organisasi.
Suasana iklim kerja dapat mempengaruhi sikap dan
perilaku staf dan efektifitas komunikasi organisasi.
E. Mengatasi kendala Komunikasi
dalam Organisasi
Beberapa solusi yang dapat
ditawarkan dalam mengatasi kendala-kendalavyang muncul dalam proses komunikasi
organisasi antara lain :
1.Hubungan
Antar Persona
Menciptakan hubungan intim yang
dimiliki dengan orang-orang lain dalam tingkat pribadi, antar teman, sesama
sebaya ataupun dengan atasan, biasanya disebut hubungan antar persona. Suatu
anailisis khusus tentang hubungan antar pesona menyatakan bahwa kita akan
berhasil menciptakan komunikasi dalam organisasi bila melakukan hal-hal berikut
ini
1) Menjaga
kontak pribadi yang akrab tanpa menumbuhkan perasaan bermusuhan
2) Menetapkan dan
menegaskan identitas kita dalam hubungan dengan orang lain tanpa
membesar-besarkan ketidaksepakatan.
3)Menyampaikan
informasi kepada oranglain tanpa menimbulkan kebingunngan, kesalahpahaman,
penyimpangan, atau perubahan lainnya yang disengaja
4) Terlibat dalam
pemecahan masalah yang terbuka tanpa menimbulkan sikap mbertahan atau menghentikan proses
5)
Membantu orang-orang lainnya untuk mengembangkan gaya hubungan persona dan antar pesona yang
efektif
6) Ikut serta
dalam interaksi social informal tanpa terlibat dalam muslihat
Hubungan antar pesona cenderung
menjadi lebih baik bila kedua belah pihak melakukan hal-hal berikut yaitu
menyampaikan perasaan secara langsung dan dengan cara yang hangat dan
ekspresif, menyampaikan apa yang terjadi dalam lingkungan pribadi mereka
melalui penyingkapan diri, menyampaikan pemahaman yang positif, hangat kepada
satu sama lainnya dengan memberikan respons-respons yang relevan dan penuh
pengertian, bersikap tulus kepada satu sama lain dengan menunjukan sikap
menerima secara verbal maupun non verbal, selalu menyampaikan pandangan positif
tanpa syarat terhadap satu sama lainnya dalam perbincangan yang tidak
menghakimi dan ramah, berterus-terang mengapa menjadi sulit atau bahkan
mustahil untuk sepakat satu sama lainnya dalam perbincangan yang tidak
menghakimi, cermat, jujur, dan membangun.
2.
Hubungan Posisional
Hubungan posisional ditentukan
dengan pendekatan struktur dan tugas-tugas fungsional anggota organisasi.
Menurut Koontz dan O’Donnel (1968) untuk mengatasi kesalahan umum yang
merintangi kinerja efektif dan efisien individu dalam organisasi yang
disebabkan ketidaklancaran proses komunikasi di organisasi adalah:
a.
Merencanakan penempatan / pengaturan jabatan secara benar
Sebagian dari kegagalan untuk
merencanakan dengan benar lebih banyak terletak pada pengaturan orang-orang
dari jabatan yang diberikan dari atasan sehingga pada akhirnya terjadi
kegagalan dalam komunikasi horizontal dan vertikal yang ada dalam organisasi.
Untuk dapat mencairkan kondisi tersebut ada baiknya melakukan rencana
penempatan orang-orang yang ada di organisasi dengan berdasarkan kemampuan dan
kesenioritasan yang diakui oleh individu-individu yang ada dalam organisasi
b.
Berusaha menjernihkan hubungan
Kegagalan untuk menjernihkan
hubungan organisasi menimbulkan kecemburuan, percekcokan, ketidakamanan,
ketidakefisienan,dan pelepasan tanggung jawab lebih banyak dari kesalahan
lainnya dalam pengorganisasian. Untuk itu perlu adanya individu yang dapat
menjadi jembatan untuk mencairkan situasi kebekuan komunikasi horizontal dan
vertikal antar sesama rekan dan antara bawahan – atasan..
3.
Hubungan berurutan
Informasi disampaikan
ke seluruh organisasi formal oleh suatu proses; dalam proses
ini orang dipuncak hierarki mengirimkan pesan ; kepada orang kedua yang kemudian mengirimkannya lagi kepada orang ketiga. Reproduksi pesan
orang pertama menjadi pesan orang kedua, dan reproduksi
pesan orang kedua menjadi pesan orang ketiga. Tokoh kunci
dalam sistem ini adalah pengulang pesan (relayor).
A.G. Smith (1973) memperkenalkan
empat fungsi dasar yang dilakukan seorang pengulang
pesan, yaitu :menghubungkan, menyimpan, merentangkan dan mengendalikan.
Para pengulang pesan adalah orang-orang
perantara – penengah antara pengirim dan penerima. Mereka
menghubungkan unit-unit sistem dengan menyelaraskan
unit-unit tersebut satu sama lainnya19.
Adakalanya pengulang pesan mengubah pesan yang dibawanya
untuk tujuan menghasilkan keharmonisan antara unit-unit
dalam sistem tersebut, namun mengubah pesan.
Menurut
Koontz dan O’Donnel (1968) untuk mengatasi kesalahan umum yang merintangi
kinerja efektif dan efisien individu dalam organisasi yang disebabkan
ketidaklancaran proses komunikasi di organisasi adalah:
1) Merencanakan penempatan /
pengaturan jabatan secara benar. Sebagian dari kegagalan untuk merencanakan
dengan benar lebih banyak terletak pada pengaturan orang-orang dari jabatan
yang diberikan dari atasan sehingga pada akhirnya terjadi kegagalan dalam
komunikasi horizontal dan vertikal yang ada dalam organisasi. Untuk dapat
mencairkan kondisi tersebut ada baiknya melakukan rencana penempatan
orang-orang yang ada di organisasi dengan berdasarkan kemampuan dan
kesenioritasan yang diakui oleh individu-individu yang ada dalam organisasi
2) Berusaha menjernihkan hubungan kegagalan
untuk menjernihkan hubungan organisasi menimbulkan kecemburuan, percekcokan,
ketidakamanan, ketidakefisienan, dan pelepasan tanggung jawab lebih banyak dari
kesalahan lainnya dalam pengorganisasian. Untuk itu perlu adanya individu yang
dapat menjadi jembatan untuk mencairkan situasi kebekuan komunikasi horizontal
dan vertikal antar sesama rekan dan antara bawahan – atasan..
Dalam mengatasi kendala komunikasi
dalam organisasi terdapat beberapa solusi untuk meminimalisir yaitu menciptakan
hubungan intim yang dimiliki dengan orang-orang lain dalam tingkat pribadi,
antar teman, sesama sebaya ataupun dengan atasan, biasanya disebut hubungan
antar pesona. Kemudian perencanaan / pengaturan jabatan secara benar dan usaha
untuk menjernihkan hubungan serta membuat reproduksi pesan orang pertama
menjadi pesan orang kedua, dan reproduksi pesan orang kedua menjadi pesan orang
ketiga. Tokoh kunci dalam sistem ini adalah pengulang pesan (relayor).
F. Komunikasi Menjadi Inti Kepemimpinan
Sebelum membahas
pentingnya komunikasi dalam kepemimpinan, terlebih dahulu akan dipaparkan
mengenai definisi kepemimpinan itu sendiri. Kepemimpinan adalah suatu proses mempengaruhi aktivitas kelompok dalam
rangka perumusan dan pencapaian tujuan (Stokdil, 1948). Selain itu, menurut Robert Tennenbaun, Irving R. Wischler, dan Fred
Massarik, definisi kepemimpinan menurut mereka adalah kepemimpinan sebagai
pengaruh antar pribadi yang terjadi pada suatu keadaan dan diarahkan melalui
proses komunikasi, kearah tercapainya sesuatu tujuan ataupun tujuan-tujuan yang
sudah di tetapkan.
Dari pengertian kepemimpinan
tersebut, dapat dilihat bahwa pada dasarnya komunikasi memiliki hubungan yang
erat sekali dengan kepemimpinan, bahkan dapat dikatakan bahwa tidak ada
kepemimpinan tanpa adanya komunikasi. Terlebih lagi, salah satu syarat untuk
menjadi seorang pemimpin adalah memiliki kemampuan komunikasi yang baik. Hal
tersebut dikarenakan kemampuan berkomunikasi akan sangat menentukan berhasil
tidaknya seorang pemimpin dalam melaksanakan tugasnya. Setiap pemimpin (leader)
memiliki pengikut (follower) guna merealisasikan gagasannya dalam rangka
mencapai tujuan tertentu. Disinilah pentingnya kemampuan berkomunikasi sebagai
seorang pemimpin, khususnya dalam mempengaruhi perilaku orang lain. Selain itu,
jika dilihat dari pengertian kepemimpinan menurut Robert Tennenbaun, Irving R.
Wischler, dan Fred Massarik yang mendefinisikan kepemimpinan sebagai pengaruh
antar pribadi yang terjadi pada suatu keadaan dan diarahkan melalui proses
komunikasi, kearah tercapainya sesuatu tujuan ataupun tujuan-tujuan yang sudah
di tetapkan, maka semakin dapat dilihat bahwa sebenarnya komunikasi merupakan
inti dari kepemimpinan karena pengaruh antar pribadi harus dilakukan melalui
proses komunikasi. Tanpa adanya komunikasi, pengaruh antar pribadi dalam rangka
mencapai tujuan tertentu tersebut tidak akan bisa dilakukan. Dengan kata lain,
tanpa adanya komunikasi, tidak akan ada kepemimpinan.
Pada dasarnya, komunikasi tidak
hanya penting bagi seorang pemimpin akan tetapi juga penting bagi para pengikut
karena setiap tindakan, keputusan, dan arahan yang diambil atau diberikan oleh
seorang pemimpin kepada pengikutnya, juga dilakukan dengan berkomunikasi. Jadi,
pengikut juga harus memiliki kemampuan berkomunikasi guna lancarnya usaha dalam
mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan. Hanya saja, setiap pemimpin
dituntut untuk lebih efektif dan efisien dalam berkomunikasi, mengingat
krusialnya implikasi dari setiap tindakan, keputusan dan perilaku seorang
pemimpin sehingga akhirnya muncul istilah komunikasi kepemimpinan atau
leadership communication. Komunikasi
kepemimpinan itu sendiri adalah sebuah model komunikasi bagi para pemimpin, di
mana bentuk komunikasi disesuaikan dengan posisinya sebagai pemimpin. Ini
berarti, ada spesifikasi khusus dari elemen bahasa yang digunakannya. Oleh
karena itu, pemimpin yang efektif harus memahami pentingnya komunikasi yang
baik karena masalah dalam komunikasi (miskomunikasi) dapat menyebabkan
‘bottleneck’ di dalam suatu organisasi.
Kepemimpinan yang berhasil mempengaruhi
orang lain sangat ditentukan oleh keterampilan dan kemampuan menjalankan fungi
komunikasi secara baik karenanya komunikasi yang baik dan menjadi efektif akan
ditentukan pula oleh kepercayaan dan keyakinan seorang pemimpin dalam memimpin
untuk mempengaruhi bawahan.
Keyakinan dan kepercayaan hanya
dapat terbentuk apabila pemimpin menyadari suatu lingkungan yang harmonis
antara pimpinan dengan para bawahannya yang dapat benar-benar berkomunikasi
dengan baik yang sejalan dengan makna fungsi komunikasi. Pertama ia menyadari
untuk melaksanakan pengungkapan emosional (fungsi) dengan sikap dan perilaku
yang dapat menimbulkan kesan yang menarik mereka dari tindakannya dari pada
kata-kata.
Kedua
pesan yang disampaikan mengenai fakta dan informasi (fungsi) yang dapat
dipertanggung jawabkan. Ketiga mampu memberi daya dorong agar termotivasi
kearah (fungsi) yang memenuhi kepentingan semua pihak. Keempat mampu menjalankan
kendali (fungsi) untuk dapat menerima dan mendengarkan konskuensi berkomunikasi
serta membuat langkah lanjutan dalam tindakan.
Disatu sisi kita dapat memahami
makna fungsi komunikasi dan disisi lain diperlukan kemampuan dan keterampilan
untuk mendalami aktualisasi kedalam proses komunikasi karena kita harus
meyakini bahwa tindakan lebih membekas daripada kata-kata, jadi dapat saja pemimpin
melakukan komunikasi, tetapi ia tidak mengambil tindakan, itu berarti tak ada
seorangpun akan mempercayai komunikasi tersebut, akibatnya dapat menimbulkan
sindrom dalam bentuk gejala pura-pura atau bentuk mental yang suka
menunda-nunda.
Oleh karena itu, pengkodean (proses)
mengubah suatu pesan komunikasi menjadi bentuk simbol artinya apa yang
dikomunikasikan, saluran (proses) artinya mediun lewat mana sesuatu pesan
komunikasi berjalan, pendekodean (proses) artinya penerjemahan ulang pesan
komunikasi seorang pengirim, gelung umpan balik (proses) artinya tautan akhir
dalam proses komunikasi mengembalikan pesan ke dalam sistem guna memeriksa
kesalahpahaman.
Dengan
demikian untuk menjadikan komunikasi yang efektif menuntut pengasahan secara
terus menerus oleh pemimpin yang menyadari bahwa kepemimpinan akan berhasil
bila secara sungguh-sungguh memahami fungsi komunikasi disatu sisi dan disisi
lain melaksanakan proses komunikasi, sehingga waktu hidup kita sebagian besar
dipergunakan dalam berpikir untuk menulis, membaca, berbicara dan mendengarkan
dalam kerangka hubungan individu, kelompok dan organisasi.
Komunikasi merupakan seni atau cara
untuk menyampaikan sesuatu agar orang lain dapat memahami kita. Apalagi syarat
seorang pemimpin selain ia harus berilmu, berwawasan luas ke depan, ikhlas,
tekun, berani, jujur, sehat jasmani dan rohani, ia juga harus memiliki
kemampuan berkomunikasi yang baik. Kemampuan berkomunikasi akan sangat
menentukan berhasil tidaknya seorang pemimpin dalam melaksanakan tugasnya.
Setiap pemimpin memiliki pengikut guna merealisasikan gagasannya dalam rangka
mencapai tujuan tertentu. Disinilah pentingnya kemampuan berkomunikasi bagi
seorang pemimpin, khususnya dalam usaha untuk mempengaruhi perilaku orang lain.
Komunikasi memiliki hubungan yang
sangat erat dengan kepemimpinan, bahkan dapat dikatakan bahwa tiada
kepemimpinan tanpa komunikasi. Dalam kehidupan seorang pemimpin,
keberhasilannya ditentukan dari cara bagaimana dia dapat berkomunikasi dengan
anak buahnya atau pekerjanya. Dan keberhasilannya dalam berkomunikasi itu dapat
menjadi indikator bagi keberhasilan /kemajuan perusahaan yang dipimpinnya.
Lingkaran pusat kepemimpinan adalah komunikasi. Komunikasi merupakan seni atau
cara untuk menyampaikan sesuatu agar orang lain dapat memahami kita. Apalagi
syarat seorang pemimpin selain ia harus berilmu, berwawasan luas ke depan,
ikhlas, tekun, berani, jujur, sehat jasmani dan rohani, ia juga harus memiliki
kemampuan berkomunikasi yang baik. Kemampuan berkomunikasi akan sangat
menentukan berhasil tidaknya seorang pemimpin dalam melaksanakan tugasnya.
Setiap pemimpin memiliki pengikut guna merealisasikan gagasannya dalam rangka
mencapai tujuan tertentu. Disinilah pentingnya kemampuan berkomunikasi bagi
seorang pemimpin, khususnya dalam usaha untuk mempengaruhi perilaku orang lain.
Seperti yang dilakukan oleh orang
lain, setiap tindakan, keputusan, dan arahan yang diambil atau diberikan oleh
seorang pemimpin, juga dilakukan dengan berkomunikasi. Hanya saja, setiap
pemimpin dituntut untuk lebih efektif dan efisien dalam berkomunikasi,
mengingat krusialnya implikasi dari setiap tindakan, keputusan dan perilaku
seorang pemimpin. Komunikasi kepemimpinan atau leadership communication, adalah
sebuah model komunikasi bagi para pemimpin, di mana bentuk komunikasi
disesuaikan dengan posisinya sebagai pemimpin. Ini berarti, ada spesifikasi
khusus dari elemen bahasa yang digunakannya.
Jadi, pemimpin yang efektif harus
memahami pentingnya komunikasi yang baik. Komunikasi dapat didefenisikan
sebagai penyampaian informasi antara dua orang atau lebih. Komunikasi merupakan
suatu proses yang vital dalam organisasi karena komunikasi diperlukan untuk
mencapai efektifitas dalam kepemimpinan, perencanaan, pengendalian, koordinasi,
latihan, manejemen konflik serta proses-proses organisasi lainnya. Lalu
bagaimana mungkin komunikasi bisa berjalan dengan baik jika seorang pemimpin tidak
memberikan kenyamanan malahan yang ada adalah ketakutan bagi bawahannya dalam
menyampaikan informasi kepadanya? Jika komunikasi berjalan dengan baik, dua
orang tidak lagi menjadi objek yang mati satu sama lainnya, melainkan telah
membukakan celah bagi satu sama lain untuk menjadi pribadi dan dua pribadi yang
saling mengungkapkan penghargaannya.
Komunikasi merupakan sebuah komponen
penting dalam suatu kepemimpinan. Seorang pemimpin yang baik salah satunya
dinilai dari caranya berkomunikasi. Oleh karena itu, penting bagi pemimpin
untuk memahami guideline mengenai cara yang efektif dalam berkomunikasi. Dengan
demikian seorang pemimpin harus bisa dipercaya dan harus mampu
mengkomunikasikan visi perusahaan kepada para karyawannya. Beberapa prinsip
kepemimpinan yang harus dimiliki antara lain:
1.
Memahami karakter para pengikutnya. Gaya kepemimpinan yang diterapkan ada yang
bersifat umum dan spesifik bergantung pada karakter pribadi masing-masing
karyawan. Misalnya gaya memimpin harus disesuaikan dengan perbedaan karyawan
baru dan karyawan senior; karyawan yang bermotivasi rendah dan yang bermotivasi
tinggi. Intinya seorang pemimpin harus memahami kebutuhan, kepentingan, emosi,
dan motivasi para karyawannya dengan bijak.
2.
Mengenali dan memahami karakter diri sang pemimpin sendiri. termasuk harus tahu
apa yang diketahui dan diperbuatnya. Pemimpin harus memiliki percaya diri.
Kalau tidak maka para karyawan kurang menghargai sang pemimpin. Karena itu
pemimpin yang dihormati bukan karena posisinya tetapi lebih pada karakternya.
3.
Pemimpin harus memiliki kemampuan efektif dengan para karyawan khususnya
nonverbal. Isi pesan harus disampaikan secara lugas dan sederhana. Selain itu
umpan balik sangat strategis dilakukan untuk memelajari setiap pesan dalam
upaya memperbaiki kinerja perusahaan. Seorang pemimpin harus mampu menjadi
pendengar yang baik.
III.
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Beberapa kesimpulan yang dapat
disampaikan dalam tulisan ini antara lain pentingnya seorang pemimpin dan
bawahan untuk dapat membuka komunikasi secara efektif dan efisien sehingga roda
organisasi dapat berjalan dengan lancar dalam mencapai tujuan ( goal ) yang
telah ditentukan. Kemudian seluruh individu yang tergabung dalam sistem
organisasi hendaknya menyadari perlunya ketanggapsegeraan untuk meminimalisir
hambatan komunikasi yang terjadi dengan melakukan beberapa pendekatan / solusi
yang ditawarkan yaitu menciptakan hubungan yang lebih baik. Maka itu dikatakan
bahwa inti dari kepemimpinan adalah adanya komunikasi yang berjalan dengan baik.
DAFTAR
PUSTAKA
Cruden dan Sherman, dalam bukunya, 1976, Personel Management
R. Wayne Pace dan Don F. Faules.
2006. Komunikasi Organisasi; strategi meningkatkan kinerja perusahaan.
Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Stoner, James A.F.,
1996, Manajemen, Erlangga, Jakarta
Applbaum,
Ronald L, 1974, Strategies for Persuasive Communication, Charles E. Merril Publishing
Company, Columbus, Ohio.
thanks a lot....ada tambahan referensi lagi buat tambah2 ilmu
BalasHapuskunjungi juga http://www.limamenit.tk/
BalasHapusterima kasih atas infonya
BalasHapusSip ini menambah materi...terima kasih
BalasHapusSajian Info Menarik
How to make money from sports betting and other
BalasHapusWhat is the best betting site? · 1. DraftKings · 2. MyBookie 인카지노 · 3. BetMGM. · 4. DraftKings · 5. Bovada · 메리트 카지노 쿠폰 6. BetMGM. · 7. Caesars Sportsbook · 8. FanDuel Sportsbook. หารายได้เสริม